Nov 29, 2009

Touring Sumedang 1

Rasa syukur kami panjatkan atas terlaksananya keinginan kami bertiga ( Mas Yayat, Mas Iwan dan Kang Amo) yaitu ziarah ke makam Eyang Prabu Resi Haji Aji Putih di daerah Kabupaten Sumedang. Tujuan kami bertiga tidak lain adalah mengenang jasa Beliau dalam mendirikan kerajaan pertama di wilayah kabupaten Sumedang yang bernama kerajaan Tembong Agung yang akhirnya diwariskan pada putranya yang bernama Prabu Tajimalela yang sekarang menjadi kabupaten Sumedang, yang tidak kalah membuat kami merasa trenyuh ( kasihan ),sebab nantinya makam keramat tersebut nantinya akan terendam debit air dari pembangunan waduk jati gede yang saat sekarang sedang berlangsung.




Makam Prabu Resi Aji Putih

Berikut kami paparkan perjalanan kami dari Jakarta

Tanggal 27 November 2009 jam 07.30 WIB, setelah melakukan sholat idul adha, dari Jakarta melakukan perjalanan kira-kira 2 jam kami bertiga menyelusuri  jalan kota  Bekasi, Cikarang, hingga akhirnya sampai kota Karawang dengan melewati ring road baru yaitu jalur memutar melewati lahan persawahan yang cukup subur dengan nuansa yang masih sangat alami.


Setelah mengambil gambar jalan baru ini, saya terpaksa narik gas motor sampai mentok menyusul kawan saya dua orang manusia yang sudah duluan, sungguh terlalu mereka meninggalkan saya,namun akhirnya saya bisa menyusulnya sampai akhirnya saya ajak mereka melewati jalan pintas melewati pasar Kosambi belok kanan melewati perkampungan yang jalannya cukup sempit tapi kendaraan tidak begitu ramai,saking asyiknya menikmati perjalanan sambil ngebut paling depan sampai-sampai saya hampir nabrak wedus( kambing) yang seenaknya nyebrang jalan tanpa ngasih kode atau sein terlebih dulu, emang dasar wedos, kata bang Yayat.Selanjutnya kami bertiga istirahat sejenak di tepi danau yang cukup indah diwilayah karawang.





 
Ya ini dia yang namanya kang Amo, Berpose laksana pembalap karung namun mengenakan jaket berikut helm, terpaksa kami mengingatkan kang Amo mengenakan brongsong mulut, karna dikhawatirkan menggigit karna gigitannya berbisa apalagi kalo ngejilat.


Ini dia Si Demplon Besutan saya berjuluk GL PRO BLACK ENGINE lansiran 1992, namun demikian saya cukup cinta banget sama dia, gambar ini saya ambil di wilayah Parakan Salam,Purwakarta.Sambil menunggu Rekan saya dua manusia yang sedang menunaikan ibadah sholat jum'at disebuah masjid setempat, ditemani si demplon saya sambil tiduran di sebuah gubug pinggir jalan  sembari mengamati suasana perkampungan yang masih asri,sejuk,adem,wes pokoe enak tenan,kaya kue lah.


Situ Wanayasa,

Situ Wanayasa adalah sebuah danau alami yang terletak di kecamatan Wanayasa,Keberadaanya persis dipinggir jalan raya sebelum pertigaan terminal Wanayasa.Suasana di rempat ini tidak kalah menarik,oleh karena itu banyak wisatawan yang sengaja datang ataupun mampir menyempatkan diri memanjakan mata dengan memandang sebuah danau dengan airnya yang masih bening,berhiaskan gunung dan hamparan rumput disisi belakangnya, sungguh mengasyikkan.


Kebon Teh Subang

Gambar ini saya bidik setelah menempuh perjalanan selama 1 jam dari situ Wanayasa, tempat ini terletak di wilayah jalan Cagak Subang, sambil melepas lelah diantara rimbun daun teh saya menunggu 2 rekan saya yang sedang isi bahan bakar bensin kendaraan mereka, si Demplon sendiri tidak mau diisi karena persediaan BBM masih cukup karena kapasitas tangki BBM cukup banyak yakni 12 liter, dan masih cukup untuk   melibas tanjakan di depan yang masih cukup banyak tanjakan dan tikungan utamanya didaerah Tanjung Kerta, Sumedang.




Demikian gambar rekan rekan kami yang tentunya dengan tampil cukup meyakinkan berpose ditengah  hamparan kebun teh.Tidak sia sia saya berikan julukan kepada masing masing mereka berdua, dari kiri Kang Amo ( julukan pawang kadal ) sebelah kanan Bang Yayat ( julukan pawang uler kadut plus pawang uler kasur ).

Setelah menempuh perjalanan 1,5 jam barulah kami sampai di Kota Sumedang, sesampainya di kota Sumedang kami bertiga meneruskan perjalanan ke tempat tinggal masing-masing.Tepat pukul 15.00 WIB kami tiba dirumah dan langsung istirahat, baru setelah jam 21.00 kami bertiga berkumpul kembali untuk melanjutkan acara yang telah direncanakan sebelumnya yaitu ziarah ke makam Eyang Prabu  Haji Aji Putih, tepatnya jam 22.00 kami bertiga langsung menuju kelokasi.

























Pawang uler kadut sedang mengambil air wudhu dikali sambil melet
























Pawang kadal lagi mringis
Setelah mengambil air wudhu, kami bertiga langsung berjalan menuju makam dan  melakukan tawasul dimakam keramat tersebut,kira - kira jam 22.30 kami bertiga selesai tawasul dan kemudian beranjak menuju sebuah saung namun disana kami tidak bisa mengabadikan gambar makam keramat tersebut dikarenakan  kami mendapat bisikan bahwa kami tidak diperkenankan mengambil gambar makam pada malam hari.Lain dari itu kami tidak mau berbuat lancang demi menghormati apa yang disebut adat kesopanan.

Singkat cerita jam 00.00 kami bertiga istirahat di tempat terpisah,baru keesokan harinya rekan kami yang bernama bang yayat mohon izin meninggalkan sumedang menuju rumah mertuanya yang berada di wilayah kabupaten Majalengka untuk melakukan sujud sungkem kepada ke dua mertuanya.

Setelah dirasa cukup melakukan apa yang sudah di rencanakan  kami berdua (kang Amo dan Iwan) sepakat  kembali ke Jakarta dengan mengontek rekan saya yang berada dimajalengka supaya segera berangkat dan bertemu kami kembali dipersimpangan Tomo.



Kang Amo sedang melamun sedang mikirin sapinya yang dipotong buat qurban
jangan nangis ya tong perjalanan kita masih jauh

































Punggawa bersama besutannya GL PRO


SUNGGUH TERLALU, Salah satu kebiasaan buruk rekan kami pawang uler kadut kencing sembarangan,dibelakang rumah warga,terlalu hah hah..........
Gambar ini kami ambil di daerah Tomo perbatasan tiga kabupaten sekaligus yaitu Subang,Sumedang,Majalengka.Disinilah kami bertiga bertemu kembali dan melakukan perjalanan kembali kejakarta dengan nuansa kekeluargaan diantara kami bertiga.Suasana kekeluargaan kami sebenarnya sudah tercipta dari dulu namun di perjalanan ini kami lebih merasakn apa yang disebu toleransi, kami bertiga sepakat saling mengingatkan satu sama lain apabila diantara kami ada yang ngebut sembarangan.

Dua jam perjalanan menuju jakarta dengan melewati kebon jati,kebon karet hingga akhirnya kami sampai di kota bukit indah Purwakarta dan beristirahat di SPBU sekali mengisi BBM sambil melepas lelah kami makan ala kadarnya yang akmi bawa dari Sumedang dan majalengka yaitu ikan mujair goreng dan dari maajalengka belut goreng ama pete.....wuih enak tenan...




































Kang Amo takut gak kepoto,,,,masih muat kang Amo,....



























































































Si Demplon GL PRO dengan setia menunggu majikannya
Setelah dirasa cukup melakuakn istirahat kami kembali melanjutkan peerjalanan kembali hingga akhirnya kami sampai kota karawang.Tepat memasuki kota karawang  kami menerima guyuran hujan tentunya kami bertiga langsung menepi dan mengenakan jas hujan yang sudah kami persiapkan.



















Setelah kami selidiki dan kami fikir-fikir penyebab utamanya turunnya hujan adalah gambar berikut dibawah


Coba perhatikan gambar ini secara cermat,pawang uler kadut ini menurut sejarah tidak pernah yang namanya menghisap rokok paling mentok nyirih,rupanya penyebab kami kehujanan ya ini pawang kadut merokok sungguh terlalu kamu bangggggggg,......besok besok kalo ikut jangan merokok ya ......hahahah
sungguh terlalu,,,,dasar sapi....hemmmmm









No comments:

Post a Comment

Pusat bantuan pencarian